Senin, 22 Desember 2014

Come Back! - (Mencoba) Bahas Hari Ibu

Purwokerto, 22 Desember 2014..

Hari ini hari yang digadang-gadang banyak orang Indonesia sebagai 'Hari Ibu', ketika melihat seluruh akun medsos tidak aneh dan tidak kaget bahwa semuanya bertemakan ibu, mulai dari DP, PM, PP dan lain sebagainya. Awalnya tidak begitu tertarik membahas hal 'biasa' itu, bahkan tidak munafik dulu dari SD saya selalu bersemangat memberikan sesuatu buat Ibu untuk dapat dijadikan bahan pengumuman keesokan harinya di sekolah, bahkan tadi pagi pun saya sempat memberikan ucapan 'Selamat Hari Ibu' ke Ibu saya tercinta yang kebetulan sedang saya rindukan (sangat) karena posisi saya yang sedang merantau mencari ilmu di 'Kota Satria', tapi belum sempat saya ikut-ikutan mengganti dan mengupload sesuatu di akun medsos saya mengenai 'Hari Ibu' tertarik saya dengan PM seorang teman saya "Al-Baqarah :120", rasa penasaran menggelitik saya untuk secepatnya membuka Al-Quran,  mencari dan membaca arti ayat tersebut, ternyata artinya..
"Dan orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan rela kepadamu (Muhammad) sebelum engkau mengikuti agama mereka. Katakanlah "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang sebenarnya)." dan jika engkau mengikuti keinginan mereka setelah ilmu (kebenaran) sampai kepadamu, tidak akan ada bagimu pelindung dan penolong dari Allah"
setelah membaca ayat tersebut, saya menerka-nerka apa maksud dari 'penginformasian' teman saya tentang ayat ini, saya bukan ahli tafsir Al quran, tapi tanpa harus jadi 'sok-sokan' menafsirkan saya bisa mengerti maksudnya, ini semua berkaitan dengan "Euphoria Hari Ibu", pasti! tanpa pikir panjang saya langsung browsing bagaimana sejarah perayaan 'Hari Ibu', karena kita ini mahluk berakal ketika tau ada suatu kejanggalan harus segera cari informasi sebanyak-banyaknya..
Jadi dari sumber yang saya dapat, sesungguhnya hari Ibu di Indonesia itu ditetapkan oleh Ir Soekarno, Founding Father kita, penetapan tersebut sesungguhnya berawal dari diadakannya Kongres Wanita pertama di Indonesia 10 tahun sebelumnya, tepatnya 22 Desember 1928 yang pada intinya membahas perjuangan perbaikan derajat kedudukan perempuan (agak gender yah issue yang dibahas), nah Presiden Soekarno kemudian menetapkan hari itu sebagai 'Hari Ibu' ya tujuan utamanya sih menurut sumber untuk menghargai kedudukan perempuan di Indonesia, dan biar tidak melupakan perjuangan-perjuangan perempuan tangguh Indonesia seperti Ibu Kartini dan Ibu-ibu pahlawan Kemerdekaan yang lainnya. Jadi so far masih belum ada keterkaitan ayat tersebut kalo diliat dari sudut pandang sejarahnya di Indonesia (ini menurut hemat pemikiran saya loh..)
Tapi itu di Indonesia yah! Banyak negara lain yang jauh sebelumnya memperingati sejenis 'Hari Ibu' walaupun namanya berbeda-beda. Nah jika diliat dari sejarahnya masing-masing, Hemat saya menyimpulkan (tanpa data statistik tertentu yah) bahwa kebanyakan awal mula perayaan 'Hari Ibu' di beberapa negara itu bukan benar-benar ditujukan untuk 'Ibu' wanita tangguh yang melahirkan kita tapi lebih kepada 'Ibu' yang mereka agungkan di kepercayaannya, misalnya di Yunani kuno hari ibu ditujukan untuk menghormati Cybele (Ibu Dewi-dewi Yunani), Greece untuk menghormati Rhea (Ibu dari tuhan mereka), di England sebagian orang memperingati hari ibu untuk menghormati Maryam. (lengkapnya cek Sejarah hari ibu )
Sungguh tercengang saya membaca sejarah panjang peringatan 'Hari Ibu' di dunia, semakin memperjelas kaitan ayat tersebut dengan semua 'Euphoria' setiap tanggal 22 Desember ini.  Jelas peringatan hari ibu di Indonesia pasti tak lepas pula dari peringatan hari ibu di negara lain bisa terlihat dari tahun penetapannya yang sangat jauh berbeda, sedikit banyak pasti ada pengaruh budaya luar. ya memang tak bisa saya langsung menafsirkan bahwa peringatan 22 Desember di Indonesia  itu sedikit banyak terkena pengaruh budaya dari luar, tapi nurani dan hemat pemikiran saya berpikir begitu adanya. 

Tak puas saya dengan informasi itu, saya memutuskan mencari informasi bagaimana pandangan Islam mengenai hal tersebut baik dari internet maupun berdiskusi dengan ketiga teman saya yang kebetulan ada disitu, dan inti hasil yang saya dapat adalah Kontroversi. Ada beberapa sumber yang menyatakan dengan jelas bahwa hal tersebut Haram dilakukan, ada pula yang mengatakan sah-sah saja asalkan niat perayaannya untuk menghormati ibu kita, intinya masih mengambang! Pikiran saya masih terombang-ambing kala itu. Tak jelas. Tapi pada akhirnya ada satu artikel yang membuat saya bisa menentukan sikap terhadap masalah ini, inti penjelasan artikel itu adalah 'apa-apa' yang tidak dijelaskan dalam pedoman hidup kita Al quran dan Hadis itu bisa dianggap bid'ah apabila kita lakukan.

ya pada intinya silahkan mengambil sikap masing-masing, hanya sekedar mengutarakan kegelisahan pikiran yang saya rasakan hari ini, dan sikap yang saya ambil adalah untuk tidak mengkhususkan tanggal 22 Desember itu. Itu sikap saya, entah bagaimana dengan anda, lagipula untuk menghormati dan menunjukan rasa cinta kepada Ibu kita masing-masing itu bentuknya bebas. Tapi sejauh ini menurut saya bentuk penunjukan rasa cinta paling indah adalah Doa, jadi jangan pernah tertinggal menyebutkan nama Ibu dalam setiap hembusan doa kita, jangan lupa pula sebutkan nama ayah dan nama orang-orang lain yang kita cintai dan kita kasihi.. :)

Sekali lagi saya bukan ahli tafsir, bukan ahli agama, bukan ahli sejarah, hanya mahasiswi yang sok-sok an mencoba bahas hari ibu, jadi semua tetap  dikembalikan kepada kalian :)

Selamat malam, menjelang pagi!


NB : Syafakillah teman saya gita yang lagi sakit hari ini :)